Meskipun sedang berada di Korsel, Presiden SBY memberikan perhatian khusus terkait prahara Ambalat. SBY memastikan, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia itu jelas milik Indonesia.
“Bahwa apa yang diklaim oleh Malaysia tidak bisa kita terima karena Indonesia yakin itu wilayah Indonesia. Sejengkal daratan ataupun wilayah laut kalau itu wilayah Indonesia harus kita pertahankan, tidak ada kompromi dan toleransi karena itu harga mati,” kata Presiden sebelum meninggalkan Jeju, Korsel, kemarin.
Namun untuk menegakkan kedaulatan itu, lanjut SBY tidak harus mengobarkan peperangan. Apalagi Indonesia dan Malaysia adalah anggota ASEAN yang hubungannya diatur dalam Piagam ASEAN.
“Ada diplomasi, ada penyelesaian secara damai, jadi jangan hanya beretorika supaya dianggap pemimpin yang berani terus mengobarkan perang di mana-mana,” tuturnya.
SBY menjelaskan, persoalan batas wilayah di Ambalat sudah terus dibicarakan antara kedua negara. Dan pemerintah Indonesia sudah mendorong segera dilanjutkan secara intensif perundingan mengenai batas wilayah di sekitar Ambalat.
“Saya tegaskan sekali lagi kepada seluruh rakyat bahwa posisi yang diklaim itu adalah wilayah Indonesia dan kita tidak bisa menerima dan wilayah itu kita jaga. Kita lanjutkan negosiasi,” terangnya.
Dijelaskan SBY, sejak masalah batas wilayah Ambalat ini muncul dua tahun lalu, dirinya sudah menginstruksikan agar TNI terus melakukan operasi pengamanan wilayah, ada atau tidak ada pelanggaran oleh kapal-kapal perang Malaysia.
“Sekarang ada enam kapal perang dan tiga pesawat udara dari TNI AL. Barangkali pihak Malaysia mengklaim tempat itu bisa saja digunakan untuk patroli, tapi ketika memasuki wilayah kita, jelas kita halau dan itu yang kita lakukan,” papar SBY.
SBY mengharapkan, persoalan yang sudah dalam tahapan perundingan tingkat menteri ini seharusnya tidak diganggu dengan adanya pelanggaran batas oleh kapal-kapal perang Malaysia.
“Ketika memasuki wilayah kedaulatan sudah tidak ada kompromi,” tegasnya.
SBY menambahkan, dalam kasus sengketa lagu, batik dan reog dengan Malaysia bisa selesaikan dengan pendekatan yang tepat. Tetapi kalau kedaulatan tidak bisa. “Meski saudara dekat, tetangga baik, kedaulatan adalah kedaulatan karena itu adalah eksistensi negara,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Mahendra memastikan akan segera mengunjungi PM Malaysia Najib Tun Razak untuk membicarakan sengketa perbatasan Indonesia-Malaysia di perairan Ambalat.
Kata Yusron, lima orang dari Komisi I DPR sudah ditetapkan untuk berangkat ke Malaysia minggu ini. “Kalau bisa PM-nya, tapi kabarnya PM Malaysia Najib sedang ke China. Kalau tidak mungkin Menlu atau Menhan Malaysia,” kata adik kandung Yusril Ihza Mahendra ini.
Yusron mengatakan, pertemuan nanti akan membahas sengketa Ambalat. “Mengapa saat perundingan berjalan namun tentara Diraja Malaysia terus masuk. Hal ini menyakiti hati rakyat Indonesia,” tegasnya.Politisi PBB ini mengaku tetap melakukan koordinasi dengan Deplu dan Dephan. “Kami ingin penegasan lagi bahwa masalah Ambalat merupakan soal pemerintah Malaysia dan Pemerintah Indonesia,” lanjutnya. JPNN/NET
sumber:
relawan SBY !!
0 komentar:
Posting Komentar